BAB V
BIOTEKNOLOGI
Reproduksi
terbagi menjadi 2, yaitu reproduksi secara seksual dan reproduksi secara
aseksual. Reproduksi secara seksual yaitu dilakukan melalui perkawinan yang
melibatkan 2 individu, seperti yang terjadi pada manusia dan hewan. Sedangkan
reproduksi secara aseksual tidak melibatkan individu lain, karena tidak melalui
perkawinan. Misalnya yang terjadi pada bakteri atau amoeba. Ia membelah selnya
sendiri untuk mempertahankan jenisnya. Kemudian terjadi pada kebanyakan
tumbuhan. Mereka bereproduksi secara tidak kawin.
Masing –
masing dari cara reproduksi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari reproduksi secara seksual, yaitu adanya komunikasi dalam proses
reproduksinya itu sendiri, adanya bantuan dari pasangan dalam membentuk
keturunannya hingga mendidik anaknya berdua. Itu yang terjadi pada manusia.
Tidak seperti halnya pada tumbuhan yang tidak bisa melakukan hal serupa. Adapun
kelemahan dari reproduksi secara seksual, yaitu keterkaitan yang erat antara 2
individu yang hendak bereproduksi ini dengan calon keturunannya ( faktor
genetik ). Biasanya kekurangan yang terdapat pada orangtua, dapat terjadi dan
diturunkan kepada anaknya. Misalnya si ibu kondisinya sehat jasmani dan rohani,
namun si ayah mempunyai satu penyakit atau misalnya cacat fisik. Ada
kemungkinan kekurangan yang terdapat pada ayahnya ini menurun kepada anaknya.
Menurut saya itulah kelemahannya. Kemudian pada reproduksi secara aseksual
dapat kita simpulkan sebagai kebalikan dari reproduksi seksual
Reproduksi
aseksual adalah
proses reproduksi dimana keturunan timbul dari orang tua tunggal, dan mewarisi
gen dari satu orang tua. Aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan
meiosis, ploidi pengurangan, atau fertilisasi. Sebuah definisi yang lebih ketat
adalah agamogenesis yang adalah reproduksi tanpa fusi gamet. Reproduksi
aseksual adalah bentuk reproduksi organisme bersel tunggal seperti archaea,
bakteri, dan protista. Banyak tanaman dan jamur bereproduksi secara aseksual
juga.
Sementara
semua prokariota bereproduksi secara aseksual (tanpa pembentukan dan fusi
gamet), mekanisme transfer gen lateral yang seperti konjugasi, transformasi,
dan transduksi kadang-kadang disamakan dengan reproduksi seksual. Kurang
lengkapnya reproduksi seksual relatif jarang terjadi di antara organisme
multiseluler, terutama hewan.
Hal ini
tidak sepenuhnya mengerti mengapa kemampuan untuk bereproduksi secara seksual
begitu umum di antara mereka. Hipotesis saat ini menunjukkan bahwa reproduksi
aseksual mungkin memiliki manfaat jangka pendek ketika pertumbuhan penduduk
yang cepat adalah penting atau dalam lingkungan yang stabil, sedangkan
reproduksi seksual menawarkan keuntungan bersih dengan generasi yang lebih
cepat memungkinkan keragaman genetik, memungkinkan adaptasi terhadap perubahan
lingkungan. Kendala perkembangan mungkin mendasari mengapa beberapa hewan telah
melepaskan reproduksi seksual sepenuhnya dalam siklus hidup mereka.
Reproduksi
aseksual misalnya Membelah diri, Tunas (Reproduksi), Reproduksi vegetatif,
Fragmentasi, Sporogenesis, Partenogenesis, dan Apomiksis.
Perkembangbiakan
seksual melibatkan
penyatuan serbuk sari (jantan) dan sel telur (betina) untuk memproduksi biji.
Sebuah biji tersusun atas tiga bagian yaitu kulit biji sebagai pelindung biji,
endosperma sebagai cadangan makanan, dan embrio yang merupakan calon tanaman.
Ketika biji telah dewasa dan berada pada lingkungan yang sesuai maka biji akan
mulai berkecambah. Secara umum, terdapat dua tipe pembiakan secara seksual
yaitu isogami dan heterogami
Isogami
Isogami
adalah tipe perkembangbiakan dengan dua gamet yang dihasilkan oleh kedua tetua
tidak berbeda satu sama lain atau sama secara morfologis sehingga dinamakan
‘’isogametes’’. Peleburan dua gamet yang terjadi dinamakan conjugation dan
zigot yang dihasilkan dinamakan zygospore. Metode isogami dijumpai pada tanaman
golongan rendah seperti Mucor sp.
Heterogami
Pada
heterogami, gamet yang dihasilkan oleh kedua tetuanya berbeda secara morfologis
sehingga dinamakan heterogametes. Tanaman yang menghasilkan dua gamet yang
berbeda dinamakan heterogamous. Peleburan gamet jantan dan betina dinamakan
fertilization. Heterogami dijumpai pada tanaman berbunga dan digolongkan
menjadi apomiksis dan amphimiksis.
Bioteknologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan
bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada
ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai
cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara
sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang
sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan
varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi
hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara
lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam
jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat
ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa
ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal
rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk,
kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh
penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat
disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel
induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan
kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.
Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur
jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk
unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa,
serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan
bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan
hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah
ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di
sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di
bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan
teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap
tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan. Bioteknologi
secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi
teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu
organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada
organisme tersebut. Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut
menyebabkan “lahirnya organisme baru” produk bioteknologi dengan sifat – sifat
yang menguntungkan bagi manusia. Produk bioteknologi, antara lain:
- Jagung
resisten hama serangga
- Kapas
resisten hama serangga
- Pepaya
resisten virus
- Enzim
pemacu produksi susu pada sapi
- Padi
mengandung vitamin A
- Pisang
mengandung vaksin hepatitis
Kultur
jaringan
Suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau
jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman
tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.
Cara:
Dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata
tunas apikal, melalui pembentukan tunas adventif, dan embriogenesis somatik,
baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus.Ada beberapa tipe
jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur
jaringan.Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan
masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang
tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan pada tunas apikal, tunas
aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang. Tipe jaringan
yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang
sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya. Contoh jaringan
tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosintesis dan jaringan batang
atau akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
Keuntungan:
1. Tidak tergantung musim.
2. Dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan cepat.
3. Bibit seragam dan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu).
4. Pengangkutan bibit realtif murah.
5. Dalam proses pembibitan bebas hama, penyakit, dll.
Kerugian:
1. Mahal dan sulit.
2. Membutuhkan investasi tinggi untuk laboratorium, peralatan, dan
perlengkapan.
3. Dibutuhkan SDM handal.
4. Kurang kokoh pada akar.
Kloning
proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang
identik secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa
terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan.
Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme.
Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.
Cara: Cara
pertama, kloning dilakukan dengan mengambil inti sel (nucleus of cells)
pendonor yang kemudian ditanamkan ke dalam ovum lain yang nukleusnya telah
dikosongkan. Cara kedua, kloning dilakukan dengan menggunakan inti sel (nucleus)
itu sendiri, dari sel telur milik sendiri bukan dari pendonor. Cara ketiga,
cloning dilakukan dengan menanamkan inti sel (nucleus) jantan ke dalam ovum
wanita yang telah dikosongkan nukleusnya. Cara keempat, kloning dilakukan
dengan cara pembuahan (fertilization) ovum oleh sperma yang dengan proses
tertentu.
Keuntungan:
1. Menghasilkan hewan dengan memiliki ciri morfologi dan fisiologi yang sama.
2. Menghasilkan hewan dengan jumlah banyak dan waktu singkat.
3. Menghasilkan bibit unggul yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Kerugian:
1. Mudah terserang penyakit.
2. Biayanya mahal
3. Menghentikan evolusi alamiah pada makhluk hidup.
Rekombinasi
gen
proses pemutusan seunting bahan genetika (biasanya DNA, namun juga bisa RNA)
yang kemudian diikuti oleh penggabungan dengan molekul DNA lainnya. Pada
eukariota rekombinasi biasanya terjadi selama meiosis sebagai pindah silang
kromosom antara kromosom yang berpasangan. Proses ini menyebabkan keturunan
suatu makhluk hidup memiliki kombinasi gen yang berbeda dari orang tuanya, dan
dapat menghasilkan alel kimerik yang baru
Cara:
Secara alami, rekombinasi gen terjadi saat pembelahan meiosis terjadi, yaitu
ketika fase yang disebut sebagai “pindah silang” atau crossing over, pada
profase. Pada fase itu, gen-gen dari pasangan kromosom homolog saling
bertukaran. Seperti kita ketahui, manusia memiliki 2 set kromosom yang saling
berpasangan, satu set kromosom yang membawa sifat-sifat ayah, dan satu set
kromosom yang membawa sifat-sifat ibu. Pada pembelahan mitosis (perbanyakan
sel), kedua set kromosom tersebut akan diperbanyak apa adanya, jadi tidak ada
perubahan susunan gen. Namun, pada saat pembelahan meiosis, yaitu pada
pembentukan sel gamet, pindah silang, sehingga satu set kromosom hasil dari
pembelahan meiosis akan membawa kombinasi sifat ayah dan sifat ibu. Secara
buatan, rekombinasi gen merupakan salah satu alat bioteknologi untuk membuat
GMO ( Genetically Modified Organism), yaitu organisme yang telah dimodifikasi
genetik nya. Para ahli telah berhasil menghilangkan, menambahkan, atau menukar
gen-gen tertentu sehingga didapat sifat-sifat baru yang disukai. Umumnya
organisme yang dimodifikasi adalah bakteri, karena struktur genetisnya lebih
sederhana dibandingkan organisme yang lebih tinggi. Salah satu contoh yang
paling populer adalah penyisipan gen pembuat insulin ke dalam genom bakteri
Escherichia coli, sehingga bakteri tersebut dapat memproduksi hormon insulin
untuk para penderita diabetes.
Keuntungan:
1. Keturunan suatu makhluk hidup memiliki kombinasi gen yang berbeda dari orang
tuanya.
2. Mengijinkan organis me yang bereproduksi secara seksual menghindari Rachet
Muller,
Kerugian:
1. Petani akan menderita kerugian karena penanam modal besar memperoleh tanaman
transgenik kualitas unggul.
2. Pencemaran biologis akibat pelepasan organisme transgenik ke alam bebas.
3. Alergi yang disebabkan oleh makanan dari produk rekayasa genetika.
Kawin suntik
Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk
memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses
terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin
betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut ‘insemination
gun’.
Cara: Dengan
menyuntikkan sperma ke dalam ovum dengan cara tertentu.
Keuntungan:
1. Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat
maka tidak akan terjadi terjadi kebuntingan.
2. Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang
digunakan berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan
diinseminasikan pada sapi betina keturunan / breed kecil.
3. Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari
pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama.
4. Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan
donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny
test).
Kerugian:
1. Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat
maka tidak akan terjadi terjadi kebuntingan;
2. Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang
digunakan berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan
diinseminasikan pada sapi betina keturunan / breed kecil;
3. Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari
pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama;
4. Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan
donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny
test).
Hidroponik
berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya
daya. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.
Cara:
Apabila semua bahan sudah siap, pertama-tama ambil kawat kasa nilon letakkan di
dasar pot. Kemudian masukkan pecahan batu bata selapis, diatasnya diberi batu
apung dan batu zeolit hingga sepertiga bagian dari pot yang digunakan. Setelah
itu, ambil tanaman yang siap dipindahkan dari polybag ke pot, caranya bersihkan
akar tanaman yang selama ini sudah tumbuh di polybag tersebut dengan cara
melarutkan media tanamnya (tanah) kedalam air. Setelah akar-akarnya kelihatan
bersih, kemudian kita amati kembali akar tersebut. Bila ditengarai ada akar
yang rusak ataupun terlalu panjang (disesuaikan dengan besarnya tanaman maskot
dan pot) sebaiknya dipotong. Demikian juga untuk daunnya, apabila terlalu
rimbun perlu untuk dikurangi. Kemudian bibit ditanam dalam pot yang sudah
terisi bahan sepertiga bagian dan lanjutkan penambahan media tanam hingga dua
pertiga bagian pot.
Keuntungan
1. Tidak
tergantung pada luas lahan.
2. Mencegah gulma.
3. Kualitas buah lebih baik.
4. Tidak tergantung musim.
5. Pemberian pupuk dpaat dihitung lebih cermat.
6. Terhindar dari penyakit yang berasal dari tanah.
Kerugian:
Biayanya mahal.
Mutasi pada
tumbuhan
Perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf
urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat
kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai
munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Cara
Perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf
urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada
tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah
pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai
munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Keuntungan
1. masa pertumbuhan pendek dan berumur pendek
2. cepat menghasilkan buah
3. tahan terhadap hama dan penyakit
4. produksi tinggi atau banyak
5. enak rasanya
Kerugian:
Tidak dapat membentuk alat perkembangbiakkan.
Reproduksi Seksual ( Generatif )
Reproduksi biologis atau reproduksi seksual dalah suatu proses
biologis penggunaan seks secara rutin dimana individu organisme baru
diproduksi.
Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang
dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai
hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara
umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan
reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel
bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun
demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu.
Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi
aseksual.
Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu,
biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah
contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks
melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana,
biasanya satu sel, bereproduksi secara aseksual.
Pada reproduksi seksual/generatif terjadi persatuan dua macam
gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi
percampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan
sifat baru.
Pada organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet
jantan atau spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet
tersebut dapat dibedakan baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi
gamet yang demikian disebut heterogamet.
Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa
singami didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan
sperma dengan sel telur.
Pada organiseme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan
dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu
lebih besar dari lainnya disebut anisogamet.
Reproduksi Aseksual ( Vegetatif )
Reproduksi Vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup
secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina).
Reproduksi Vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan.
Vegetatif Alami
Vegetatif Alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa
campur tangan pihak lain seperti manusia.
Pada tumbuhan
* Umbi batang. Contoh: ubi jalar, kentang
* Umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih
* Umbi akar. Contoh: wortel, singkong
* Geragih atau stolon. Contoh: arbei, stroberi
* Rizoma. Contoh: lengkuas, jahe
* Tunas. Contoh: kelapa
* Tunas adventif. Contoh: cocor bebek
Pada hewan
* Tunas. Contoh: Hydra, Ubur-ubur, Porifera
* Fragmentasi. Contoh: Planaria, mawar laut
* Membelah diri. Contoh: Amoeba
* Parthenogenesis. Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun
Vegetatif Buatan
Vegetatif Buatan adalah reproduksi aseksual yang terjadi
karena bantuan pihak lain seperti manusia.
* Stek
* Cangkok
* Okulasi
* Enten
* Merunduk
* Kloning
Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan
sifat yang sama dengan induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk
secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota
dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama.
Reproduksi aseksual dapat dibagi atas lima jenis, yaitu :
1. Fisi
2. Pembentukan spora
3. Pembentukan tunas
4. Fragmentasi
5. Propagasi vegetatif
1. Fisi
Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi
individu terbelah menjadi dua bagian yang sama.
Contoh :
– Pada pembelahan sel bakteri.
– Pada Plasmodum, reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah
berulang kali dan kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini
disebut skizogoni, sel yang mengalami skizogoni disebut skizon.
2.
Pembentukan spora
Dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel.
Bila kondisi lingkungan baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi
individu baru, spora dihasilkan oleh jamur, lumut, paku, sporozoa (salah satu
kelas protozoa) dan kadang-kadang juga dihasilkan oleh bakteri.
3. Pembentukan tunas
Organisme tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan
kecil yang akan berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya
dengan ukuran kecil. Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat
hidup sebagai individu baru. Pembentukan tunas merupakan ciri khas sel ragi dan
Hydra (sejenis Coelenterata).
4. Fragmentasi
Kadang-kadang satu organisme patah menjadi dua bagian atau
lebih, kemudian setiap bagian akan tumbuh menjadi individu baru yang sama
seperti induknya. Peristiwa fragmentasi bergantung pada kemampuan regenerasi
yaitu kemampuan memperbaiki jaringan atau organ yang telah hilang. Fragmentasi
terjadi antara lain pada hewan spons (Porifera), cacing pipih, algae berbentuk
benang.
5. Propagasi vegetatif
Istilah propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi
vegetatif/tumbuhan berbiji. Pada proses propagasi bila bagian tubuh tanaman
terpisah maka bagian tersebut akan berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru.
Propagasi vegetatif alamiah dapat terjadi dengan menggunakan organ-organ
sebagai berikut :
a. Stolon
Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat
tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi
anakan tanaman. Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.
b. Akar tinggal atau rizom
Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan
makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik,
tunas, ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris,
beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur.
c. Tunas yang tumbuh di sekitar pangkal batang
Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon
bambu.
d. Tunas liar
Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem yang
dapat menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas
cocor bebek (Kalanchoe pinnata) dan begonia.
e. Umbi lapis
Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis
diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip
dan bawang.
f. Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat
mata tunas – mata tunas yang
akan berkembang menjadi tanaman baru.
Contoh: kentang dan Caladium.
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis,
Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di
mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan
sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat
prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap
yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke
tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase
(tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel
melakukan sintesis bahan-bahan inti.
PEMBELAHAN MITOSIS
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah
kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis
terjadi pada sel somatic (sel penyusun tubuh).
Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda
dalam melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan
secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama
sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel
germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk
menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang
ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel
saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak mampu melakukan
pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu
melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya dalam waktu
beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama
dnegan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam
waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.
Pada sel – sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel
memiliki tahap – tahap tertentu yang disebut siklus sel. Sel – sel tubuh yang
aktif melakukan pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap. Siklus sel
tersebut dibedakan menjadi dua fase(tahap ) utama, yaitu interfase dan mitosis.
Interfase terdiri atas 3 fase yaitu fase G, ( growth atau gap), fase S
(synthesis), fase G2(growth atau Gap2).
Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis
dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri
dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan
sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil
pembelahan.
1. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda –
beda pada tiap fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses
pembagian materi inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur
kromosom,membran inti, mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada
kariokinesis adalah:
a) Profase
Ø Benang – benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian
setiap kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.
Ø Dinding inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
Ø Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan
bergerak menuju kutub yang berlawanan.
Ø Serat – serat gelendong atau benang – benang spindle
terbentuk diantara kedua kutub pembelahan.
b) Metafase
Ø Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju
ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan
menggantung pada serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.
c) Anaphase
Ø Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan
masing – masing satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan
pasangannya dan menuju kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua
kroatida sampai pada kutub masing – masing.
d) Telofase
Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
1. Kromatida yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang
– benangkromatin kembali.
2. Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
3. Serat – serat gelendong menghilang.
4. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan
terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk
dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
Hasil mitosis:
1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang
masing – masing diploid.
2.Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
2 Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi
menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin
dan miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan
terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak.
Masing – masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel, beserta
organel – organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan
terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel. Tahap sitokinesis ini
biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Keterangan:
(a) Sitokinesis pada hewan
(b) Sitokinesis pada tumbuhan
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui
tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan
(reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan
Meiosis II Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap
seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi
adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis
antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface).
Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat
fase istirahat atau interface.
sel gonad
Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan
gamet, yaitu Oogenesis dan Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal
Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.