1. Pengertian Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari
kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian
akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan
berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan
dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan
harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
2.
Sebab Manusia Memilki Harapan
a. Dorongan Kodrat
Kodrat ialah
sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia
sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira,
berpikir, berjalan, berkala, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap
manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua. Dorongan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis,
tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang
menonton pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan
agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton
tidak tertawa, harapan kedua belah pihak
gagal, justru sedihlah mereka.
b. Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah kodrat
pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan
hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah misalnya makan, minum, pakaian, rumah
(sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan
fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
3. Pengertian
Do’a
Doa adalah
permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu
kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu’
dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat
pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang
dimohonkan. Itulah pengertian doa secara syar’i yang sebenanya.
4.
Pengertian kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang
untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya.
Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan
konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih
memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia
percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
5.
Kepercayaan dan Usaha Meningkatnya
Dasar kepercayaan
adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya
dapat menang, dirinya mampu mengerjakan apa yang diserahkan atau dipercayakan
kepadanya.
2. Kepercayaan kepada orang lain, dimana orang percaya terhadap kata hati,
perbuatanya sesuai atau terhadap kebenaran orang lain.
3. Kepercayaan kepada pemerintah, karena pada dasarnya negara berorientasi
pada Tuhan dan kepentingan rakyat, sudah seharusnya kalau sebagai warga negara
mempercayai pemerintah / negara.
4. Kepercayaan kepada Tuhan, merupakan hal yang sangat penting percaya kepada
Tuhan. Dikarenakan keberadaan manusia yang tidak dengan sendirinya melainkan
diciptakan oleh Tuhannya.
Berbagai usaha
dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu
bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara
lain :
1. Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2. Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
3. Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka
menolong, dermawan dan sebagainya.
4. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5. Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar